Menangis merupakan sebuah respons ketika perasaan seseorang mengalami pergolakan, baik sedih atau bahagia karena haru.
Meski setiap manusia memiliki perasaan, menangis hampir selalu identik
dengan perempuan. Jarang terlihat laki-laki mencucurkan air mata.
Vingerhoets, psikolog klinis dari Tilburg University yang juga penulis
buku "Mengapa Hanya Manusia Menangis" menjelaskan, perbedaan psikologis
antara perempuan dan laki-laki sedikit banyak memengaruhi.
Dalam air mata, ada kandungan yang disebut prolaktin, hormon yang diproduksi kelenjar hipofisis yang berhubungan dengan emosi.
"Perempuan memiliki kadar prolaktin serum hampir 60 persen jauh di atas
laki-laki. Perbedaan ini dapat menjelaskan, mengapa perempuan secara
keseluruhan menangis lebih sering," paparnya yang disitat Science of Us.
Selain itu, jika dilihat dari segi fisiologis, saluran air mata
perempuan cenderung lebih dangkal daripada laki-laki. Hal ini
memungkinkan air mata perempuan lebih mudah tumpah.
Vingerhoets menganalisis 5 ribu orang dewasa yang berasal dari 36
negara. Hasil menunjukkan, perempuan menghabiskan waktu sebanyak 6 menit
untuk menangis. Berbeda dengan pria yang hanya menghabiskan waktu
sekitar 2-3 menit saja untuk menangis.
Hal tersebut rupanya dipengaruhi faktor hormonal. Menurut Vingerhoets,
testosteron yang dimiliki laki-laki dapat meredam keinginan menangis.
Artinya, ketika jumlah hormon tersebut sedikit, laki-laki bisa lebih
mudah mengeluarkan air mata. Hal itu telah diuji pada pasien kanker
prostat.
"Pasien kanker prostat cenderung lebih emosional dan mudah menangis
karena obat yang mereka minum dapat menurunkan kadar testosteron,"
Tidak ada komentar :
Posting Komentar