Analisis Kelayakan Finansial (prakarya)
Analisis Kelayakan Finansial
Analisa kelayakan finansial adalah
landasan untuk menentukan sumber daya finansial yang diperlukan untuk tingkat
kegiatan tertentu dan laba yang bisa diharapkan. Kebutuhan finansial dan
pengembalian (return) bisa sangat berbeda, tergantung pada pemilihan alternatif
yang ada bagi sebagian besar usaha baru. Contohnya, komponen produk baru
mungkin perlu dibuat dalam ruangan yang memerlukan investasi pada mesin
produksi dan mungkin juga bangunan. Sebaliknya, pembuatan produk baru bisa
disubkontrakkan kepada pensuplai di luar, disini perusahaan pada dasarnya
menjadi gudang penyimpanan dan operasi pemasaran bisa dilakukan dengan
investasi kecil dalam aset tetap. Pada kasus ini mungkin margin laba dari
perusahaan sangat kecil. Akan tetapi, pengembalian total dari modal yang
diinvestasikan bisa lebih tinggi dibandingkan kasus operasi terintegrasi penuh
di atas. Contoh di atas menunjukkan perbedaan kelayakan finansial dari usaha
baru. Diagram pulang pokok menunjukkan alternatif A (membeli dari sumber luar)
dengan biaya tetap rendah tetapi biaya variabel yang relatif tinggi dan
alternatif B (dibuat di pabrik sendiri) dengan biaya tetap yang tinggi dan
biaya variabel yang rendah.
Seperti yang ditunjukkan di atas,
alternatif A mempunyai titik pulang pokok yang lebih rendah, sampai volume
penjualan kurang dari 138.000 unit, keuntungan total yang lebih tinggi.
Keuntungan utama dari alternatif A adalah rendahnya tingkat investasi pada aset
tetap yang mungkin merupakan pertimbangan penting di dalam memulai usaha baru.
Faktor lain yang bisa mengubah
kelayakan finansial dari usaha baru yang dimaksudkan adalah jangkauan operasi.
Produksi secara besar-besaran dari produk baru mungkin membutuhkan investasi
aset tetap yang besar dan mungkin biaya unit yang relatif tinggi. Operasi skala
kecil akan memerlukan investasi aset tetap yang rendah. Walaupun biaya unit
dari operasi skala kecil mungkin lebih tinggi, konsentrasi usaha pemasaran pada
pelanggan yang mau membayar harga yang lebih tinggi juga akan memberikan
tingkat pengembangan investasi (rate of return on investment) yang memuaskan,
tingkat pengembalian investasi dari operasi skala besar mungkin kurang dari
pada yang bisa diterima. Contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa kelayakan usaha
baru bergantung pada alternatif yang dipilih untuk memulai usaha tersebut.
Analisis kelayakan finansial dari
usaha baru memerlukan pemilihan alternatif untuk diterapkan. Pendekatan
aanalitis bagi malah ini dipusatkan pada empat langkah dasar:
1. Penentuan kebutuhan finansial
total dengan dana-dana yang diperlukan untuk operasional.
2. Penentuan sumber daya finansial
yang tersedi serta biaya-biayanya, yaitu berupa pencapaian sumber dan dana
biaya modal.
3. Penentuan aliran kas di masa
depan yang bisa diharapkan dari operasi dengan cara analisa aliran kas pada
selang waktu yang relatif singkat, biasanya bulanan.
4. Penentuan pengembalian yang
diharapkan melalui analisa pengembalian dari investasi.
D. MENGEMBANGKAN IDE DAN PELUANG USAHA
Ada banyak cara bagi wirausaha untuk mengembangkan ide peluang usaha.
Diantaranya adalah memberikan kebebasan dan dorongan kepada para karyawan.
Pengembangan ide harus dilakukan secara terus menerus agar wirausaha dapat
memenangkan persaingan yang mangkin tajam. Adapun macam-macam ide yang perlu
dikembangkan adalah:
1. Ide dalam pembuatan produk/jasa yang diminati konsumen,
2. Ide dalam pembuatan produk/jasa yang dapat memenangkan persaingan,
3. Ide dalam pembuatan dan pendayagunaan sumber-sumber produk,
4. Ide yang dapat mencegah kebosanan konsumen didalam penggunaan produk,
5. Ide dalam pembuatan desain, model, corak, dan warna produk/jasa yang
disenangi konsumen.
Setelah mengidentifikasi peluang usaha, seorang wirausaha memilih jenis usaha,
proses pemilihan ini terdiri atas tahap melalui saringan yang makin lama makin
sempit. Untuk itu diperlukan pertimbangan mendalam, biasanya disebut evaluasi
dengan kriteria yang telah dikembangkan sesuai kebutuhan.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar